Contoh Soal Structure TOEFL ITP: Appositives (Skill 3)

Kalimat TOEFL ITP itu seringkali mirip drama percintaan: selalu ada potensi ‘orang ketiga’ yang tiba-tiba muncul di antara Kamu (Subjek) dan si dia (Verb), terutama di Soal Structure and Written Expression yang penuh jebakan. Si ‘pengganggu’ ini punya nama keren: Apositif (Appositive). Dia itu kayak teman yang tiba-tiba nyeletuk pas kamu lagi ngobrol serius, ngasih info tambahan (“Eh tau gak, si Budi, yang anak band itu, ternyata suka martabak keju!”). Infonya mungkin menarik, tapi seringkali bikin kamu lupa siapa pasangan utamamu dalam kalimat.
Kenapa ‘orang ketiga’ ini jadi senjata andalan dalam Soal Structure and Written Expression? Karena si Apositif ini (biasanya kata benda juga) nongkrongnya pas di tengah, diapit dua koma, sengaja dipasang biar terlihat penting dan mengalihkan perhatianmu. Padahal, dia cuma ‘label’ tambahan, kayak status ‘It’s complicated’ yang nggak ngubah inti hubunganmu (si Subjek dan si Verb). Nah, di artikel ini, kita bakal belajar cara ngelirik si Apositif sekilas aja, terus fokus lagi ke pasangan utama biar hubungan kalimatmu tetap langgeng dan skormu nggak kandas di tengah jalan!.
1. Apa Sebenarnya Appositive Itu?
Apositif (Appositive) adalah sebuah kata benda (noun) atau frasa kata benda (noun phrase) yang diletakkan di samping kata benda lain untuk menjelaskan atau mengidentifikasinya kembali (renames it).
Menurut Purdue Online Writing Lab, apositif berfungsi memberikan informasi tambahan, tetapi kalimat harus tetap utuh secara gramatikal tanpanya. Gampangnya, apositif itu ibarat bio di profil Instagram yang nempel di sebelah username. Username (Subjek) adalah intinya, bio (Apositif) cuma penjelas.
Dalam soal-soal TOEFL ITP, apositif hampir selalu ditandai dengan koma (commas). Ada tiga pola penempatan yang harus Kamu kenali:
- Di Tengah Kalimat (Paling Umum & Menjebak):
Subject, (Appositive), Verb…
Contoh: George, a brilliant student, passed the exam.
(George, [si murid brilian itu], lulus ujian.) - Di Awal Kalimat:
(Appositive), Subject + Verb…
Contoh: A brilliant student, George passed the exam.
([Si murid brilian itu], George lulus ujian.) - Di Akhir Kalimat:
Subject + Verb, (Appositive).
Contoh: They met George, a brilliant student.
(Mereka bertemu George, [si murid brilian itu].)
Pola pertama (Di Tengah Kalimat) adalah jebakan paling maut di soal Struktur. Kenapa? Karena dia memisahkan paksa pasangan sah: Subjek dan Verb.
1.1. TIPS Ampuh: Anggap Appositive Tidak Ada
Ini adalah strategi utama dan satu-satunya yang Kamu perlukan untuk Skill 3. Karena apositif hanyalah “label” atau “penjelasan tambahan”, dia bukanlah bagian inti dari kalimat. Dia bukan Subjek, bukan juga Verb.
Anggap saja apositif itu kayak teman yang ‘nimbrung’ pas kamu lagi PDKT serius. Penting untuk didengerin sekilas (biar sopan), tapi fokus utamamu tetap ke si dia (Subjek) dan responsnya (Verb). Kalau si ‘penimbrung’ ini kita suruh minggir dulu, obrolan inti (kalimat) harus tetap nyambung.
Sebuah kalimat HARUS tetap benar secara gramatikal (memiliki S+V) JIKA Appositive-nya dihapus.
Jadi, setiap kali Kamu melihat sesuatu yang diapit oleh dua koma (, …,), langkah pertamamu adalah “mencoret” atau mengabaikannya secara mental. Setelah itu, cek sisa kalimatnya. Apakah sudah punya S+V yang lengkap?
Mari kita uji: George, a brilliant student, passed the exam.
Jika apositifnya kita coret, sisa kalimatnya adalah: George passed the exam.
Apakah ini kalimat yang lengkap? Ya! Ada Subjek (George) dan Verb (passed). Berarti kalimat ini benar.
1.2. Fungsi Appositive
Apositif itu ada bukan tanpa alasan. Di dunia penulisan nyata, dia bukan ‘pengganggu’, melainkan ‘asisten’ yang efisien. Anggap dia kayak sticky note yang ditempel di jidat seseorang di sebuah pesta untuk memberi konteks.
Fungsi utamanya ada dua:
- Efisiensi (Penghematan Kata)
Apositif adalah cara jenius untuk menggabungkan dua kalimat menjadi satu.- Boros: George passed the exam. He is a brilliant student. (Dua kalimat, membosankan).
- Efisien: George, a brilliant student, passed the exam. (Satu kalimat, padat, dan elegan).
Ini menunjukkan level penulisan yang lebih matang, yang sangat disukai dalam konteks akademik.
- Klarifikasi (Memberi Info Tambahan vs. Info Krusial)
Di sinilah beda teknisnya. Di dunia nyata, ada dua jenis apositif:- Non-Restrictive (Pakai Koma): Ini yang kita bahas. Dia memberi info “bonus” yang tidak esensial.
Contoh: My friend, George, is here.
Artinya: Saya (mungkin) cuma punya satu teman, dan kebetulan namanya George. Info ‘George’ ini cuma tambahan. Jika dihapus, kalimat “My friend is here” masih masuk akal. - Restrictive (Tanpa Koma): Ini memberi info “krusial” yang membedakan.
Contoh: My friend George is here.
Artinya: Saya punya banyak teman, tapi yang namanya ‘George’ yang ada di sini. Info ‘George’ sangat penting untuk identifikasi. Ini kayak kamu bilang “pacar saya yang di Bandung“.
- Non-Restrictive (Pakai Koma): Ini yang kita bahas. Dia memberi info “bonus” yang tidak esensial.
Nah, di sinilah letak jebakannya. Soal TOEFL ITP 99% menggunakan apositif Non-Restrictive (yang pakai koma). Kenapa? Karena koma itulah senjatanya untuk memisahkan Subjek dan Verb! Tujuannya murni untuk menguji apakah kamu bisa menemukan S+V yang terpisah, bukan untuk menguji pemahaman arti.
2. Contoh Soal: Appositive

Oke, teori udah. Sekarang kita simulasi ‘medan perang’. Di sinilah banyak pejuang TOEFL ITP gugur secara terhormat karena gagal move on dari si ‘pengganggu’ (apositif). Kita akan gunakan strategi “coret apositif” untuk membedah contoh soal.
2.1. Contoh Soal 1: Appositive Memisahkan Subjek dari Verb (Verb Hilang)
Mari kita lihat skenario paling klasik. Di sini, pembuat soal menaruh apositif tepat di antara Subjek dan Verb. Tujuannya? Untuk membuat Kamu lupa bahwa kalimatnya belum punya kata kerja (Verb). Matamu akan terfokus pada noun (kata benda) di dalam apositif (George) dan noun sebelumnya (friend), sehingga kamu bingung mencari mana subjek utama dan lupa bahwa ‘pasangan’ si subjek (yaitu Verb) belum ada.
Soal:
My friend, George, _______ the movie.
(A) watching
(B) he watches
(C) watches
(D) to watchKunci Jawaban: (C) watches
Analisis Mendalam:
- Analisis Kalimat Soal: Kita lihat kalimat My friend, George, _______ the movie.
- Terapkan Skill 3: Kita melihat ada frasa , George, yang diapit oleh dua koma. Ini adalah apositif yang menjelaskan “My friend”. (Temanku, [yaitu si George], … film.)
- “Coret” Apositif: Abaikan frasa , George,. Kalimat intinya menjadi: My friend _______ the movie.
- Terapkan Skill 1 (Cek S+V):
- Kita punya Subject? Ya, ada (My friend). Ini adalah Subjek tunggal.
- Kita punya Verb? Tidak ada! Bagian _______ adalah tempat untuk Verb.
- Kesimpulan: Kalimat ini punya Subjek (My friend) tapi kehilangan Verb. Kita butuh verb (tunggal) yang valid.
- Analisis Pilihan Jawaban:
- (A) watching: Ini adalah participle (-ing). Tidak bisa jadi verb utama sendirian. Salah.
- (B) he watches: Punya verb (watches) tapi juga punya Subjek baru (he). “My friend he watches…”. Jebakan double subject. Salah.
- (C) watches: Ini adalah verb (Simple Present, tunggal). Masukkan: “My friend… watches the movie.” Sempurna!
- (D) to watch: Ini adalah infinitive. Bukan verb utama. Salah.
2.2. Contoh Soal 2: Appositive Menyamar Sebagai Subjek (Subjek Hilang)
Sekarang, kita balik situasinya. Bagaimana jika Appositive-nya ditaruh di depan, tapi Subjek aslinya dihilangkan? Ini adalah jebakan ‘penyamaran’ tingkat tinggi. Apositif yang panjang (one of the most populous states) terlihat begitu meyakinkan, seolah-olah dia adalah Subjek. Padahal, dia hanya ‘label’. Kalimat ini sebenarnya kehilangan aktor utamanya (Subjek) dan kita harus mencarinya.
Soal:
_______, one of the most populous states, is home to many universities.
(A) California
(B) In California
(C) California is
(D) That CaliforniaKunci Jawaban: (A) California
Analisis Mendalam:
- Analisis Kalimat Soal: _______, one of the most populous states, is home to…
- Terapkan Skill 3: Kita melihat ada frasa panjang , one of the most populous states, yang diapit koma. Ini adalah apositif. (…, [salah satu negara bagian terpadat], adalah rumah bagi…)
- “Coret” Apositif: Abaikan frasa itu. Kalimat intinya menjadi: _______ is home to…
- Terapkan Skill 1 (Cek S+V):
- Kita punya Subject? Tidak ada! Bagian _______ kosong.
- Kita punya Verb? Ya, ada (is).
- Kesimpulan: Kalimat ini kehilangan Subjek. Kita butuh Subjek di pilihan jawaban.
- Analisis Pilihan Jawaban:
- (A) California: Ini adalah noun. Bisa jadi Subjek. Masukkan: “California… is home to…”. Kalimat lengkap & logis. Apositifnya juga cocok menjelaskan “California”. Jawaban tepat.
- (B) In California: Frasa preposisi (Skill 2!). Tidak bisa jadi Subjek. Salah.
- (C) California is: Punya Subjek (California) dan Verb (is). Jika dimasukkan: “California is, one of the…, is home to…”. Jadi double verb. Salah.
- (D) That California: Kata That adalah connector. Membuat kalimat jadi tidak lengkap. Salah.
3. Latihan Soal: Appositive
Latihan Soal Structure: Appositives (Skill 3)
Instructions
- This practice test consists of 10 questions.
- Choose the one word or phrase that best completes the sentence.
- Make sure you have answered all questions before clicking the ‘Submit’ button.
- The answer key and explanations will automatically appear on the Score page after you click ‘Submit’.
Result
Score: / 100
Correct Answers: /
Use '▼' to get correct answer and open each explanation.
Perhatian
Jawab semua soal sebelum ‘Submit’.
4. Mengapa Appositive Jadi Momok Menakutkan? (Analisis Psikologi Pejuang TOEFL)
Di atas kertas, aturannya simpel: “Coret aja”. Tapi kenapa di ruang tes rasanya susah banget? Berdasarkan pengamatan Bahasa Inggris Net, ada tiga alasan psikologis:
4.1. Ilusi Kerumitan (Overthinking)
Manusia, apalagi yang lagi stres mikirin skor, benci sama yang namanya koma. Dua koma (, … ,) itu di otak kita terasa seperti lampu kuning yang berkedip-kedip, bikin waspada. “Pasti ada sesuatu yang rumit di sini.” Ini mirip kayak kamu dapat chat “kita perlu bicara” dari pasangan. Langsung overthinking.
4.2. Jebakan ‘Reading’ vs ‘Structure’
Ini kesalahan fatal. Kamu terjebak membaca untuk mengerti arti, padahal soal Struktur itu mencari pola. Saat ketemu soal 2, otakmu sibuk mencerna: “Oh, salah satu negara bagian terpadat… hmm…”. Kelamaan. Fokusmu seharusnya: “Ada koma, ada koma, ada verb ‘is’. Berarti depannya butuh Subjek.” Selesai.
4.3. Sindrom ‘Yang Panjang Pasti Penting’
Lihat lagi apositif di soal 2: one of the most populous states. Panjang, kan? Otak kita otomatis mikir, “Wah, frasa sepanjang ini, pasti penting! Ini pasti Subjeknya!” Padahal dia cuma ‘sahabat’ yang lagi curhat kepanjangan.
5. Appositive vs. ‘Yang Mirip Tapi Tak Sama’
Kebingungan sering terjadi karena ada beberapa struktur lain yang juga ‘mengganggu’ kalimat. Mari kita bedakan selamanya.
5.1. Beda Appositive (Skill 3) dengan Object of Preposition (Skill 2)
- Object of Preposition (Skill 2): Dia adalah noun yang datang setelah preposisi (in, on, at, of, with, dll). Dia TIDAK BISA jadi subjek.
Contoh: The student (with his friends) is… (Subjek: The student).
- Appositive (Skill 3): Dia adalah noun yang datang setelah noun lain (tanpa preposisi) dan diapit koma.
Contoh: The student, (George), is… (Subjek: The student).
Analogi: Skill 2 itu “mantan” (Objek Preposisi) di bio IG. Skill 3 itu “nama panggilan” (Apositif) di bio.
5.2. Beda Appositive dengan Adjective Clause (Skill 11)
Ini yang paling sering bikin tertukar. Keduanya sama-sama menjelaskan noun dan sering diapit koma.
- Apositif: Cuma frasa kata benda (noun phrase). TIDAK PUNYA VERB.
Contoh: Pele, a Brazilian football legend, won many cups.
- Adjective Clause: Sebuah klausa. PUNYA SUBJEK DAN VERB SENDIRI (diawali who, which, that).
Contoh: Pele, who was a Brazilian football legend, won many cups.
Sebuah panduan dari Towson University menjelaskan perbedaan utamanya adalah apositif tidak memiliki kata kerja sendiri. Kabar baiknya: untuk soal Struktur, strategi “coret” tetap berlaku untuk keduanya!
6. Mitos dan Fakta Seputar Appositive (Biar Nggak Salah ‘Check-Out’)
Ada banyak bisikan-bisikan sesat di dunia per-TOEFL-an. Mari kita luruskan.
6.1. Mitos: Pokoknya semua yang diapit dua koma pasti Appositive.
✅ Fakta: Tidak selalu, tapi di soal Struktur TOEFL ITP, 90% memang iya (sisanya Adjective Clause). Secara teknis, bisa juga adverb. Tapi, strategi “coret dan cek S+V” tetap bekerja. Jadi, anggap saja apositif, coret, lalu cek sisa kalimatnya. Aman.
6.2. Mitos: Appositive harus pendek, cuma satu atau dua kata.
✅ Fakta: Salah. Seperti di Contoh Soal 2, apositif bisa sangat panjang (one of the most populous states). Selama dia frasa kata benda yang menjelaskan kata benda di sebelahnya, dia apositif.
6.3. Mitos: Appositive tidak bisa menjadi jawaban, dia cuma pengecoh.
✅ Fakta: Salah. Appositive bisa saja menjadi jawaban jika soalnya sudah lengkap S+V.
Contoh: The third planet from the sun, _______, supports life.
Di sini, Subjeknya The third planet, Verb-nya supports. Kalimat lengkap! Yang kosong adalah tempat apositif. Jawaban benar: (A) Earth, bukan (B) Earth is.
6.4. Mitos: Appositive harus selalu di tengah (diapit dua koma).
✅ Fakta: Salah besar. Bisa di awal (Pola 2) atau di akhir (Pola 3).
Contoh (Pola 2): A brilliant student, George passed the exam.
Di sini, komanya cuma satu. Strateginya: Cek setelah koma. George (S) dan passed (V). Kalimat lengkap. Berarti A brilliant student adalah apositif di depan.
7. Kenapa Skill 3 Penting di Era Google Overview AI (Update 2025)?
Oke, mungkin kamu berpikir: “Ini kan cuma buat TOEFL, ribet amat.” Eits, jangan salah. Di era AI generatif 2025, kemampuan memahami struktur informasi jadi krusial.
Google Overview AI bekerja dengan merangkum inti dari banyak sumber. AI dilatih mengenali mana ‘inti’ (Subjek + Verb) dan mana ‘info tambahan’ (Apositif, dll.). Saat belajar Skill 3, kamu melatih otakmu berpikir seperti AI: memisahkan main idea (S+V) dari supporting details (Appositive).
Penelitian di bidang *Natural Language Processing* (NLP), seperti yang didokumentasikan dalam jurnal dari ACL Anthology, menunjukkan pentingnya pengenalan ‘appositive’ untuk memahami konteks kalimat secara akurat. Ini skill yang sama yang kamu latih di TOEFL.
Memahami struktur ini bukan cuma soal lulus tes, tapi fondasi berbahasa Inggris. Kalau fondasimu goyah, perbaiki dulu. Salah satu cara terbaik adalah dibimbing di Kursus Bahasa Inggris Online no. 1 di Indonesia.
8. Pertanyaan yang Sering Diajukan (F.A.Q)
❓ Apa bedanya Appositive (Skill 3) dan Adjective Clause (Skill 11)?
💡 Singkatnya: Apositif = frasa noun (TIDAK punya verb). Pele, a legend, won…
Adjective Clause = klausa (PUNYA verb). Pele, who was a legend, won…
Kabar baik: Keduanya sama-sama “dicoret” saat mencari S+V utama.
❓ Apakah apositif harus selalu diapit koma?
💡 Di soal jebakan TOEFL ITP Structure, 99% PASTI pakai koma untuk memisahkan S+V. Dalam grammar umum, ada yang tanpa koma (restrictive).
❓ Apakah Appositive bisa punya ‘of’ di dalamnya?
💡 Sangat bisa! Ini gabungan Skill 2 & 3. Contoh: one of the most populous states. Frasa ini apositif, tapi punya objek preposisi di dalamnya. Tetap coret semua!
9. Kesimpulan: Jangan Mau ‘Diganggu’ si ‘Label’ Pengganggu!
Menguasai Skill 3 adalah tentang melatih mata Kamu untuk tidak panik saat melihat koma. Apositif itu cuma ‘label’ (noun) yang nempel di ‘subjek’ (noun) untuk kasih info tambahan, tapi seringkali memisahkan Subjek dari Verb aslinya.
Strategi emasnya? “Coret” atau abaikan frasa di antara koma itu. Setelah itu, baca sisa kalimatnya dan pastikan sudah punya pasangan Subjek dan Verb yang ‘sah’. Strategi ini akan membantumu melihat kerangka asli kalimat dengan jelas.
Jika kamu ingin memastikan bisa ‘mencoret’ semua pengganggu grammar dan fokus pada inti kalimat, inilah program yang siap melatih ketajaman analisismu:
1. Kelas Online E-Learning TOEFL ITP
Pilihan Terbaik Untuk: Si ‘Analis Struktur’ yang Suka Bedah Kalimat Sendiri
Latih kemampuanmu mengidentifikasi apositif dan ‘pengganggu’ lainnya kapan saja. Program E-Learning ini adalah ‘laboratorium’ pribadimu. Dengan 60+ video pembahasan soal Structure dan simulasi tes REAL, kamu bisa melatih matamu ‘mencoret’ distraksi dan menemukan inti S+V, sesuai ritmemu.
Apa yang Kamu Dapat:
- ✔️ Simulasi Tes TOEFL ITP “REAL” Sesuai Standar
- ✔️ Penilaian Skor Otomatis
- ✔️ 60+ Video Pembahasan Soal Detail (Termasuk Fokus Structure!)
- ✔️ Akses Fleksibel 24/7 Kapanpun & Dimanapun
Pilih Fokus Materi Kamu:
2. Kelas Private TOEFL ITP Online Super Exclusive
Pilihan Terbaik Untuk: ‘The VIP’ yang Butuh ‘Ahli Bedah Kalimat’ Pribadi & Jadwal Fleksibel
Masih bingung membedakan apositif dari adjective clause? Dapatkan 1 tutor ahli sebagai ‘ahli bedah kalimat’ pribadimu. Kami akan ‘mengoperasi’ keraguanmu, melatih analisismu, dan memastikan kamu bisa melihat struktur inti kalimat paling rumit sekalipun. Kamu tentukan jadwalnya, kami siapkan ‘pisau bedah’-nya.
Apa yang Kamu Dapat:
- ✔️ 1 Pengajar : 1 Peserta (Super Fokus)
- ✔️ Bebas Pilih Jam Belajar Sesuai Jadwalmu
- ✔️ Durasi 2 Bulan (20x Pertemuan Intensif)
- ✔️ Materi & Strategi Menyeluruh (Termasuk Bedah Kalimat Kompleks!)
3. Kelas Private TOEFL ITP Online (Intensif 1 Bulan)
Pilihan Terbaik Untuk: Si ‘Kejar Tayang’ yang Butuh Trik ‘Coret Pengganggu’ Cepat
Deadline mepet tapi masih sering terkecoh koma? Program ‘bootcamp’ privat 1 bulan ini solusinya. Selama 20 sesi intensif, kita akan fokus pada trik cepat mengenali dan mengabaikan apositif serta ‘pengganggu’ lainnya. Sempurna untuk persiapan cepat yang butuh akurasi tinggi!
Apa yang Kamu Dapat:
- ✔️ 1 Pengajar : 1 Peserta (Super Fokus)
- ✔️ Durasi Intensif 1 Bulan (20x Pertemuan)
- ✔️ Jadwal Tetap & Terstruktur
- ✔️ Fokus Utama Mengatasi Jebakan Structure Umum


