Pengertian Superlative Bahasa inggris dan Cara Penggunaannya

Pernahkah kamu ingin bilang sesuatu itu paling keren sedunia? Atau makanan itu adalah yang paling enak se-kabupaten? Nah, senjata rahasia untuk mengungkapkan perasaan ‘paling’ itu adalah superlative. Ini bukan sekadar pelajaran grammar yang bikin kening berkerut. Anggap saja ini adalah cara kita memberikan medali emas pada sebuah kata. Kalau comparative (seperti ‘better’ atau ‘faster’) itu untuk membandingkan dua jagoan, maka superlative adalah untuk menobatkan sang juara di atas podium tertinggi. Nah, Bahasa Inggris Net akan memandu kamu memahami cara menobatkan ‘sang juara’ dalam kalimat dengan benar dan keren.

1. Aturan Main Membentuk Superlative

Membentuk superlative itu ada seninya, seperti memasak, ada resep yang perlu diikuti agar hasilnya pas dan tidak aneh. Aturannya tergantung pada ‘bahan baku’ utamanya, yaitu si kata sifat (adjective) itu sendiri. Mari kita bedah resepnya satu per satu.

1.1. Satu Suku Kata: Tambahkan ‘-est’

Ini adalah resep paling dasar. Untuk kata sifat pendek yang hanya punya satu denyut atau satu suku kata, kita tinggal menambahkan akhiran ‘-est’.

1.1.1. Aturan Dasar & Peraturan ‘E’ Bisu

Jika kata sifatnya biasa, langsung saja tambahkan ‘-est’. Jika sudah ada huruf ‘e’ di akhir, kita cukup menambahkan ‘-st’.

• Tall (tinggi) → the tallest (tertinggi)
• Fast (cepat) → the fastest (tercepat)
• Large (besar) → the largest (terbesar) – Cukup tambah ‘-st’
• Wise (bijak) → the wisest (paling bijak) – Cukup tambah ‘-st’

1.1.2. Gandakan Konsonan (CVC)

Hati-hati dengan kata sifat yang polanya Konsonan-Vokal-Konsonan (CVC) seperti ‘big’ atau ‘hot’. Untuk kata-kata ini, kita harus menggandakan konsonan terakhirnya sebelum menambahkan ‘-est’. Menurut British Council, aturan ini membantu menjaga bunyi vokal pendek pada kata tersebut.

• Big (besar) → the biggest (terbesar)
• Hot (panas) → the hottest (terpanas)
• Thin (kurus) → the thinnest (terkurus)

1.2. Dua Suku Kata: Kapan Pakai ‘-est’ atau ‘most’?

Di sinilah keadaan jadi sedikit lebih rumit, tapi tetap ada polanya. Kata sifat dengan dua suku kata punya perlakuan khusus.

1.2.1. Akhiran ‘-y’

Jika kata sifatnya berakhiran dengan huruf ‘-y’, kita ubah ‘-y’ menjadi ‘-i’ lalu tambahkan ‘-est’.

• Happy (bahagia) → the happiest (paling bahagia)
• Busy (sibuk) → the busiest (paling sibuk)
• Easy (mudah) → the easiest (paling mudah)

1.2.2. Akhiran Lainnya & Kapan Pakai ‘Most’

Untuk kata sifat dua suku kata yang tidak berakhiran ‘-y’ (misalnya yang berakhiran -ful, -less, -ous, -ing), kita umumnya menggunakan ‘the most’.

• Modern (modern) → the most modern (paling modern)
• Famous (terkenal) → the most famous (paling terkenal)
• Careful (hati-hati) → the most careful (paling hati-hati)

1.3. Kata Panjang: ‘The Most’

Untuk kata sifat yang punya tiga suku kata atau lebih, resepnya cuma satu dan tidak bisa ditawar: selalu gunakan ‘the most’ di depannya. Jangan pernah mencoba menambahkan ‘-est’ pada kata-kata ini, karena akan terdengar aneh dan salah.

• Expensive (mahal) → the most expensive (paling mahal)
• Beautiful (cantik) → the most beautiful (paling cantik)
• Interesting (menarik) → the most interesting (paling menarik)

1.4. Superlative yang Tidak Beraturan (Irregular)

Di dunia grammar, selalu ada para ‘pemberontak’ yang tidak mau ikut aturan. Mereka punya bentuk superlativenya sendiri yang harus dihafal. Ini adalah beberapa yang paling umum:

• Good (baik) → the best (terbaik)
• Bad (buruk) → the worst (terburuk)
• Far (jauh) → the farthest (untuk jarak fisik) atau the furthest (untuk jarak kiasan/lebih jauh)
• Little (sedikit) → the least (paling sedikit)
• Many/Much (banyak) → the most (paling banyak)

Contoh: “That was the best decision I’ve ever made, but it led to the worst traffic jam.” (Itu adalah keputusan terbaik yang pernah kubuat, tapi berujung pada kemacetan terburuk.)

2. Kapan Superlative Harus digunakan?

Superlative digunakan dalam beberapa situasi kunci:

2.1. Saat Membandingkan Tiga Entitas atau Lebih

Ini adalah fungsi utamanya. Jika hanya ada dua kuda pacu, kita pakai comparative (misal, faster). Tapi jika ada sepuluh kuda pacu, kita butuh superlative untuk menunjuk satu yang paling cepat (the fastest).

• Contoh: Of the three brothers, Ali is the tallest. (Dari ketiga bersaudara itu, Ali adalah yang paling tinggi.)

2.2. Untuk Memberi Penekanan atau Efek Dramatis

Terkadang, kita menggunakan superlative bukan untuk membandingkan secara harfiah, tapi untuk melebih-lebihkan dan memberikan penekanan emosional.

• Contoh: You are the best friend ever! (Kamu adalah sahabat terbaik!) Kalimat ini tidak berarti kita sudah menguji semua sahabat di dunia, tapi ini adalah cara untuk menunjukkan penghargaan yang sangat tinggi.

2.3. Dalam Ungkapan dengan Present Perfect

Superlative sering muncul dalam kalimat yang menggunakan pola Present Perfect Tense + ‘ever’.

• Contoh: This is the most delicious cake I have ever eaten. (Ini adalah kue terenak yang pernah saya makan.)

3. Superlative: Kesalahan yang Sering Terjadi

Seperti pahlawan super yang punya kelemahan, superlative juga punya beberapa ‘jebakan batman’ yang sering membuat pembelajar Bahasa Inggris terperangkap. Mengetahui jebakan ini akan menyelamatkanmu dari kesalahan yang memalukan.

3.1. Double Superlative: ‘Most’ dan ‘-est’ (DILARANG BERSATU)

Ini adalah kesalahan paling umum. Menggabungkan ‘most’ dan akhiran ‘-est’ dalam satu kata sifat adalah sebuah dosa besar dalam grammar. Ingat, pilih salah satu, jangan serakah!

• SALAH: He is the most tallest boy in the school.
• BENAR: He is the tallest boy in the school.

3.2. Kapan harus menggunakan ‘The’?

Hampir semua bentuk superlative didahului oleh artikel ‘the’. Artikel ini menandakan bahwa kita sedang membicarakan sesuatu yang spesifik dan unik (yaitu ‘yang paling’). Melupakan ‘the’ akan membuat kalimatmu terdengar tidak natural.

• SALAH: Mount Everest is highest mountain in the world.
• BENAR: Mount Everest is the highest mountain in the world.

Pengecualian ada, misalnya ketika superlative digunakan setelah possessive pronoun: This is my best work. (Di sini tidak perlu ‘the’).

Kesimpulan: Superlative Bukan Grammar Biasa, tapi Seni Memberi Penekanan

Jadi, setelah kita kulik habis-habisan, superlative ternyata lebih dari sekadar aturan kaku tentang ‘-est’ dan ‘most’. Ia adalah alat linguistik yang kuat, sebuah kuas cat untuk memberikan warna paling cerah dalam lukisan kalimat kita. Menggunakan superlative dengan benar memungkinkan kita untuk memberikan pujian tertinggi, kritik tertajam, dan deskripsi paling akurat. Ini adalah cara kita mengangkat sesuatu dari kerumunan dan menempatkannya di bawah sorotan utama.

Menguasai berbagai fungsi serta aturan penggunaannya—mulai dari satu suku kata hingga yang tidak beraturan—adalah fondasi yang kokoh. Namun, memahami kapan harus memakainya dan bagaimana menghindari jebakan-jebakan umum adalah hal yang akan benar-benar membuat Bahasa Inggrismu terdengar fasih dan percaya diri. Maka dari itu, memahami superlative berarti juga mengerti tentang seni memberi penekanan, sebuah keterampilan yang akan memperkaya caramu berkomunikasi secara fasih sekaligus cermat.

Siap Jadi yang ‘Paling’ Jago Bahasa Inggris?

Teori sudah di tangan, resep sudah dihafal. Lalu apa? Seperti koki yang tidak akan jago jika hanya membaca buku resep, kemampuan bahasamu tidak akan melesat jika hanya berhenti di teori. Kunci untuk membuat semua aturan ini menjadi refleks alami adalah praktik, praktik, dan praktik. Kamu butuh arena untuk mencoba, membuat kesalahan, dan mendapatkan koreksi yang membangun.

Di sinilah sebuah Kelas Online Bahasa Inggris berperan sebagai dapur latihanmu. Ini adalah tempat di mana kamu bisa ‘memasak’ kalimat-kalimatmu dengan bimbingan ‘chef’ profesional, yaitu para pengajar berpengalaman. Kamu bisa langsung mencoba menggunakan superlative dalam diskusi, presentasi, atau tulisan dan mendapatkan umpan balik instan. Di Bahasa Inggris Net, kami menyediakan platform agar kamu bisa menjadi komunikator the most confident dan the most fluent. Tunggu apa lagi? Waktunya menyalakan kompor dan mulai memasak!